From Reban With Love

by 18.43 0 komentar
43 hari di desa Reban kecamatan Reban kabupaten Batang, memberikanku banyak sekali pengalaman. Sebagai seseorang yang tidak mengerti bahasa Jawa Kromo aku mencoba membaur sebaik mungkin dengan para warga. Walau hanya bisa menjawab 'nggih' saja tapi tak mengapa, mereka tetap begitu baik dan ramah. Oh iya, 43 hari di Reban merupakan kewajiban yang harus aku jalani sebagai mahasiswa semester 7 dan mengambil KKN Lokasi Unnes Tahap 2. As you know, KKN Lokasi akan mengirimkan kita ke daerah-daerah yang membutuhkan bantuan dalam perihal pemberdayaan masyarakat dan potensi daerahnya. Kebanyakan daerah yang dijadikan sasaran untuk tempat KKN Lokasi berada di luar kota dan kabupaten Semarang. Seperti kabupaten Batang salah satunya, yang memang bisa ditempuh selama 2 jam perjalanan dari Semarang. Batang itu keren, banyak sekali lahan-lahan yang masih berupa hutan atau disini lebih sering disebut dengan alas. Membuatku berpikir jika di dekat ibu kota provinsi di pulau Jawa saja masih ada daerah yang seperti ini bagaimanan dengan daerah lainnya? Entahlah.


Banyak Alas di Batang
Tidak sulit bagiku untuk beradaptasi dengan udara di Reban yang begitu adem. Sungguh, bisa terlepas dari panasnya Semarang dengan KKN di daerah adem seperti itu sangat layak untuk disyukuri. Selama KKN aku dan kelompokku tinggal di rumah Pak Lurah desa Reban. Beliau begitu baik dan perhatian kepada kami. Ibu Lurah yang selalu menyiapkan makanan untuk kami juga tidak menganggap kami sebagai tamu atau orang lain. Kebetulan beliau berdua terbilang masih muda sehingga menganggap kami sebagai adik-adiknya sendiri. Anak Pak Lurah yang paling besar baru kelas 1 SD, namanya Alenata. Ale adalah nama panggilannya, dia sangat menggemaskan dengan perut besar dan pipi chubby-nya. Serta ada si bungsu, namanya Alo. Alo belum genap 2 tahun tapi sudah terlihat jelas jika dia besar nanti dia pasti akan menjadi gadis yang cantik. Tak ketinggalan ada pula Om Agus yang selalu membantu Pak Lurah. Om Agus ini memberikan banyak bantuan selama kami KKN di Reban. Terimakasih ya Pak, Bu, Le, Lo, dan Om.

Begitu banyak tantangan yang didapatkan di KKN Lokasi ini. Yup, bayangkan kamu harus bersama orang yang belum pernah kamu kenal sebelumnya selama 43 hari. Dimulai dari satu kamar, satu rumah, satu tugas, dan satu tujuan. Ini tidak mudah, kawan. Ketika pengumuman kelompok KKN muncul aku tidak mengenal satu pun dari anggota kelompokku. Kami baru bertemu ketika pembekalan KKN. Orang Jawa bilang mendapatkan teman kelompok KKN itu 'bejo-bejonan'. Kalau kamu mendapatkan teman yang kooperatif, mampu memposisikan diri dengan baik, dan bisa saling mengisi kekurangan satu sama lain maka you have to being thankful, bro!


Foto bersama KKN Unnes Ds. Reban 2015 dan Keluarga Pak Lurah
Tapi, mau seperti apapun kondisi KKN kamu tetaplah jalani dengan sepenuh hati. Perjalanan selama KKN sama dengan hidup yang kita jalani. Ada senang, ada sedih, ada tawa, ada air mata. Aku belajar bagaimana bekerja dibawah banyak tekanan, belajar bekerja sama dengan orang yang berbeda cara kerjanya, dan belajar bagaimana sulitnya mengamalkan hadist yang berbunyi "Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga - H.R Thabrani.". Sulit memang tapi ya jalani saja, tak usah mengeluh, nikmati semua manis pahitnya. Aku bersyukur dengan semua yang aku dapatkan selama KKN, banyak hikmah yang bisa diambil dari sana dan tentu cerita yang bisa dikenang nantinya. Jika kamu senang tantangan maka kamu akan menikmati perjalanan ini tapi jika tidak maka kamu cuma akan mengeluh, berharap KKN berakhir secepat mungkin, dan pada akhirnya akan membuat teman di kelompokmu bosan dengan semua keluhanmu. Sungguh, KKN ini sangat menantang dan layak untuk ditaklukan. Tapi santai saja, KKN Lokasi juga memberikan kamu banyak kesempatan untuk piknik kok jadi bisa sekalian explore hehe.

Kelompok KKNku terdiri dari 11 mahasiswa yang berasal dari 4 fakultas yaitu FIP, FIS, FE, dan FT. Untuk posisi 8 orang perempuan ada aku, Yessy, Itsna, Arina, Irma, Desi, Rohmah dan Dayah lalu untuk posisi 3 orang laki-laki ada Albar, Akrom, dan Zaenal. Kami tidak hanya memiliki kewajiban menjalankan program di desa saja tetapi juga di kecamatan. Nah untuk menjalankan program di kecamatan ini kami perlu berkoordinasi dengan kelompok KKN dari desa lainnya di kecamatan Reban yang seluruhnya berjumlah 19 desa. Salah satu dari banyaknya keuntungan KKN Lokasi adalah kamu akan mendapatkan banyak teman baru. Dengan adanya program tingkat kecamatan ini kamu akan berkenalan dengan teman dari desa lainnya. Ini menyenangkan karena kamu bisa sharing apa saja dengan mereka, bahkan jujur saja, aku lebih akrab dengan teman laki-laki dari desa lain dibanding dengan desa sendiri hehe. Kebanyakan anak-anak yang aktif di kegiatan kecamatan adalah mereka yang menjadi perwakilan dari desa dan memiliki tingkat kepedulian serta kontribusi lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya. Tak jarang aku mendapatkan keluhan yang bilang "kegiatan di desa saja kami sudah pusing apalagi untuk ikut mengurus kegiatan di kecamatan.". Sebenarnya semua itu tergantung niat, kalau memang kamu berniat ingin ikut serta di kegiatan kecamatan maka kamu akan menemukan bagaimana caranya, seperti membagi tugas-tugas misalnya.


Selfie setelah senam Pagi bersama anak-anak Madin Gumelar 
Kita tidak harus selalu stand by di desa untuk menjalankan setiap program, karena apa gunanya penanggung jawab jika semua anggota harus selalu stand by di desa. Aku bersyukur sekali mempunyai teman sekelompok yang mengerti akan 'pembagian tugas'. Dari semua anggota, mungkin aku salah satunya yang tidak selalu standy by di desa untuk menjalankan berbagai program karena aku mendapatkan tanggung jawab lain di kecamatan. Dan teman kelompokku mengerti itu, khususnya kalian hei para Tante KKN Entut (panggilan kesayangan untuk teman perempuan di kelompokku hehe). Terimakasih sekali karena kalian begitu mengerti posisiku. Kalian mengerti akan skala prioritas yang aku gunakan dalam menjalankan program-program. Kalian memaklumi jika aku selalu kesana-kemari mengurus urusan kecamatan. Kalian selalu memberikan semangat jika aku sudah pusing dengan panggilan telepon dari berbagai pihak di kecamatan (terutama panggilan telepon ketika subuh-subuh hiks). Kalian menjadi reminder jika suaraku yang tidak bermaksud berteriak ini sudah keterlaluan. Kalian perempuan tangguh, sungguh (terbukti dengan bisa pasang plang sendiri misalnya #eh). Terimakasih ya Tante Entut... I love you to the moon and back (p.s: kurangi waktu untuk bikin alisnya ya wkwk).


Ke Pasar Malam Reban bersama para Tante Entut (Taken by: Desi, makanya di foto cuma ber-7)
Tak lupa untuk teman-teman di kecamatan yang sudah memberikan banyak kontribusi baik berupa waktu, tenaga, pikiran bahkan materinya, kalian luar biasa. Kalian adalah orang-orang terpilih yang memang aware akan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa. Ini bukan hanya tentang diri kita, tapi ini juga tentang membawa nama baik almamater kita di tingkat kecamatan Reban dan kabupaten Batang. Berhasil mengadakan Penanaman Pohon Tingkat Kecamatan, Turnamen Voli KKN Reban Cup, dan ikut serta di Gebyar Posdaya se-Kabupaten Batang adalah moment-moment keren yang sudah kita torehkan bersama. Senang bisa bekerja sama dengan kalian yang sebetulnya belum aku kenal dengan baik. Tapi memang disanalah justru letak kekerenan kita, karena kita belum saling mengenal terlalu lama tetapi sudah saling percaya untuk dapat menuliskan cerita hebat bersama. Terimakasih ya.


Main sebentar bersama kelompok dari desa Karanganyar dan Pacet
Foto bareng di Pendopo Kabupaten Batang setelah Gebyar Posdaya
Tak lupa berfoto setelah turnamen voli KKN Reban Cup 2015 (biar kekinian wkwk)
Dan untuk Reban... terimakasih untuk kebaikan, kasih sayang, serta kesederhanaan yang telah kamu ajarkan. Senang sekali bisa bersamamu walau hanya dalam waktu yang singkat. Aku akan kembali mengunjungimu, walau entah kapan. Hhmmm mungkin ketika Ale syukuran sunatan hehe.
Sampai jumpa lagi Reban dan teman-teman. Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Xoxo.

Nia Faridawati Rustandi

Developer. Author.

Hi, I'm Nia. Muslim. Sundanese Girl. 20 y.o. Love to be traveler. Fan of indie music. Student of Semarang State University.

0 komentar:

Posting Komentar